Air adalah elemen penting dalam kehidupan, namun jika tidak terkelola dengan baik justru bisa merusak bangunan. Salah satu bagian terpenting yang melindungi rumah dari air adalah atap. Agar air hujan tidak masuk ke dalam bangunan, ada dua sistem utama yang digunakan, yaitu atap tahan air (waterproof) dan atap penurunan air (drainase air).
Artikel ini akan membahas perbedaan keduanya serta jenis atap yang cocok untuk kebutuhan Anda.
Apa Itu Atap Tahan Air?
Atap tahan air (waterproofing atau hidrostatik) adalah jenis atap yang dirancang untuk benar-benar kedap air. Sistem ini biasanya digunakan pada atap dengan kemiringan rendah (kurang dari 3:12), di mana aliran air cenderung lambat dan berisiko menimbulkan genangan.
Ciri-ciri atap tahan air:
-
Tidak bergantung pada membran sekunder.
-
Menggunakan teknik khusus agar seluruh sambungan benar-benar tertutup rapat.
-
Cocok untuk atap datar atau bangunan dengan banyak elemen arsitektur seperti lembah dan gables.
-
Membutuhkan material tambahan seperti sealant dan pengencang tersembunyi agar tidak ada celah masuknya air.
Kelebihannya adalah perlindungan maksimal dari kebocoran, tetapi biayanya cenderung lebih tinggi karena memerlukan detail pemasangan yang rumit.
Apa Itu Atap Penurunan Air?
Atap penurunan air (hydrokinetic) adalah jenis atap yang mengandalkan kemiringan curam untuk membuang air hujan secara cepat. Jenis ini umumnya digunakan pada atap rumah tinggal.
Ciri-ciri atap penurunan air:
-
Cocok untuk kemiringan atap 3:12 atau lebih besar (idealnya 4:12 hingga 9:12).
-
Mengandalkan gravitasi untuk mempercepat aliran air ke talang dan sistem drainase.
-
Masih memerlukan membran sekunder untuk mencegah kebocoran.
-
Sebaiknya memiliki desain sederhana agar tidak banyak sambungan atau detail rumit yang berpotensi menjadi celah air.
Kelebihannya adalah lebih hemat biaya dan lebih mudah dipasang, namun kurang cocok untuk area dengan curah hujan tinggi jika desain atap terlalu kompleks.
Tips Penting dalam Memilih Atap
-
Perhatikan kemiringan atap. Jika kurang dari 3:12, gunakan sistem tahan air. Jika lebih, sistem penurunan air sudah cukup.
-
Gunakan material berkualitas. Hindari pengencang terbuka karena bisa menjadi titik masuk kelembapan. Pilih pengencang tersembunyi dan sealant yang sesuai.
-
Pastikan ventilasi cukup. Ventilasi yang baik mencegah kondensasi di bagian bawah panel atap.
-
Kurangi detail rumit. Hindari terlalu banyak lembah atau pinggul atap agar meminimalkan risiko kebocoran.
Kesimpulan
Perbedaan utama antara atap tahan air dan atap penurunan air terletak pada cara mengelola air hujan. Atap tahan air cocok untuk kemiringan rendah dengan risiko genangan, sedangkan atap penurunan air efektif untuk kemiringan curam agar air cepat mengalir.
Pemilihan sistem yang tepat akan membantu melindungi bangunan dari kebocoran, memperpanjang umur atap, serta menjaga kenyamanan penghuni rumah.